Kepulauan Nusa
Tenggara terletak di Indonesia bagian tengah yang tersebar sepanjang 2.850 km
dari barat ke timur (1150 49’ BT sampai 134054’ BT) dan 1.450 km dari utara ke
selatan (2036’ LU sampai 110LS). Nusa tenggara berada diantara bagian timur
pulau Jawa dan kepulauan Banda tediri dari pulau-pulalu kecil dan lembah
sungai. Secara fisik, dibagian utara berbatasan dengan pulau Jawa, bagian timur
dibatasi oleh kepulauan Banda, bagian utara dibatasi oleh laut Flores dan
bagian selatan dibatasi oleh Samudra Hindia Terdapat lima pulau besar yaitu
Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan Sumba. Selain itu terdapat pulau-pulau kecil
lainnya.
Kondisi fisik
Nusa Tenggara sangat berbeda dengan kawasan lainnya di Indonesia. Kepulauan ini
terdiri dari pulau-pulau vulkanis dan rangkaian terumbu karang yang tersebar di
sepanjang lautan yang terdalam di dunia, dan tidak memiliki pulau besar,
seperti Jawa dan Sumatera.
Asal-usul
kepulauan ini dan proses-proses yang dialami dalam pembentukan pulau-pulau yang
sampai sekarang masih terjadi sangat mempengaruhi posisi, ukuran, dan bentuk
pulau. Sebagian besar pulau-pulau di kawasan ini, secara geologis, masih sangat
muda, umurnya berkisar antara 1-15 tahun dan tidak pernah merupakan bagian dari
massa daratan lain yang lebih besar. Kerumitan kondisi geologi Nusa Tenggara
disebabkan oleh posisinya di persimpangan tiga lempeng geologis yaitu lempeng
Asia, lempeng Australia, lempeng Pasifik dan dua benua yaitu Asia dan
Australia.
Secara geologi
nusa tenggara berada pada busur Banda. Rangkaian pulau ini dibentuk oleh
pegunungan vulkanik muda. Pada teori lempeng tektonik, deretan pegunungan di
nusa tenggara dibangun tepat di zona subduksi indo-australia pada kerak samudra
dan dapat di interpretasikan kedalaman magmanya kira-kira mencapai 165-200 km
sesuai dengan peta tektonik Hamilton (1979).
Pulau-pulau di
Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang merupakan perluasan
busur Banda di sebelah barat. Geantiklinal yang membujur dari timur sampai
pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara,
Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali.
Kondisi iklim di
Nusa tenggara barat maupun timur tidak mempunyai berbedaan yang mencolok, hal
ini terlihat dengan adanya kondisi alam yang hampir sama di wilayah tersebut,
misalnya terdapatnya padang rumput yang luas sehingga mempengaruhi iklim yang
ada. Selain itu juga karena wilayah nusa tenggara yang berbentuk pulau-pulau
sempit juga mempengaruhi iklim yang ada disana. Nusa tenggara tergolong
beriklim kering, yang antara lain ditandai dengan jumlah curah hujan yang
sedikit, dan tidak terbagi merata. Selain itu pada daerah dengan iklim kering
ditandai dengan luasnya padang rumput.
Berdasarkan
penyebarannya, maka prosentasi jenis-jenis tanah di wilayah Nusa Tenggara Timur
antara lain terdiri dari tanah Mediteran 51%; tanah-tanah kompleks 32,25%;
Latosol 9,72%; Grumusol 3,25%; Andosol 1,93%; Regosol 0,19% dan jenis tanah
Aluvial 1,66% (Sumber Rencana Umum Kehutanan Propinsi Dati I Nusa Tenggara
Timur tahun 1987).
Nusa Tenggara
merupakan kepulauan yang dikelilingi laut dan terletak di pesisir pantai,hal
ini juga akan mempengaruhi kondisi hidrologi. Secara umum keadaan hidrologi
Nusa Tengara sangat bergantung pada curah hujan setempat. Wilayah perairan laut
Nusa Tenggara Barat termasuk pada perairan laut dalam dengan dasar perairan
yang terdiri dari batu karang dan pasir.Meskipun curah hujan di kabupaten
lombok barat relatif rendah, di wilayah kota ini mengalir 4 buah sungai yang
cukup besar dan potensial sebagai sumber mata air permukaan. Sungai yang
terdapat di Propinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya mempunyai fluktuasi
aliran air yang cukup tinggi, pada musim penghujan berair dan banjir, sedangkan
pada musim kemarau berkurang bahkan ada yang tidak berair sama sekali.
Pemanfaatan
lahan untuk pengembangan potensi wilayah kepulauan Nusa Tenggara berbeda-beda.
Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi fisik lahan yang bervariasi
dalam hal topografi, kelerengan, kesuburan tanah dan pasang surut air. Adapun
pemanfaatan lahan di Nusa Tenggara antara lain untuk pertanian, perhutanan,
pertambangan, perkebunan, perternakan, perikanan, dan pariwisata.
2.2 PENGEMBANGAN
WILAYAH NUSA TENGGARA
Propinsi Nusa
Tenggara merupakan sebuah propinsi yang terletak di belahanSelatan Indonesia
dan berdampingan dengan Benua Australia. Propinsi Nusa Tenggaraini merupakan
wilayah kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau besar, seperti pulauLombok,
Flores, Sumba, Timor, Alor, dan lebih dari 500 pulau kecil yang
letaknyatersebar membentang dari ujung barat sampai ujung timur.Dilihat dari
sudut pandang tektonisme, busur Kepulauan Bali dan NusaTenggara merupakan salah
satu daerah dengan tingkat kegempaan yang tinggi diIndonesia. Keaktifan ini
disebabkan wilayah ini berada di antara zone benturan lempengIndo-Australia
dengan Eurasia di selatan dan patahan naik busur belakang
Bali-Flores(Bali-Flores back arc thrusting) di utara. Kenyatan ini akan memberi
gambaran yangcukup jelas bahwa seolah daerah ini hampir-hampir tidak akan
pernah aman dari bencana kebumian, seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor
dan letusan gunung api.Dari catatan sejarah gempa besar dan merusak di jalur
busur Bali-Nusa Tenggaratersebut, sedikitnya di kawasan ini sudah terjadi 16
kali gempa kuat dan merusak yangmenelan ribuan korban jiwa.
Terlepas dari
ancaman bencana yang mengancam, adanya beberapa gunung itu juga memberi
beberapa dampak positif. Secara tidak langsung, daerah yang dekatdengan
pegunungan tersebut cenderung akan lebih subur disbanding dengan
daerahlainnya.Adanya perbedaan iklim, cuaca, kondisi geologi menghasilkan
adanya perbedaan jenis tanah yang terdapat di wilayah Propinsi Nusa Tenggara.
Dengananugrah kondisi fisik yang bervariasi, menjadikan Propinsi Nusa Tenggara
memiliki begitu banyaknya potensi fisik yang patut untuk dikembangkan.Berbagai
potensi Propinsi Nusa Tenggara yang beragam dapat kita lihat dalamwacana di
bawah ini :
1.Kondisi
kelautan
Karakteristik
laut dan pesisir setiap pulau yang ada di wilayah Propinsi Nusa Tenggara pada
umumnya tidak sama, hal ini disebabkan oleh tipe lautandan kondisi topografi
setiap pesisir. Dilihat dari posisi wilayahnya yang berbatasan dengan Australia
dan dipisahkan oleh laut lepas, akan sangat berpengaruh terhadap kondisi
perairan dan pesisir pantainya. Saat ini garis pantai dipergunakan antara lain
untuk penangkapan ikan, budidaya laut(teripang, mutiara, rumput laut,
penampungan ikan hidup), penangkapan nener dan penangkapan ikan hias serta
wisata bahari.Lokasi yang potensial untuk budidaya laut meliputi Kabupaten
Kupang,Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Sumba Timur dan masih banyak daerahyang
lain. Sumber daya pesisir dan laut di Nusa Tenggara sangat beranekaragam
sehingga memberikan peluang ekonomis yang cukup tinggi untuk kegiatan
perikanan, pariwisata bahari serta jasa–jasa lingkungan laut.Sumberdaya alam
pesisir dan laut yang terdapat di wilayah Nusa Tenggaraadalah sebagai berikut :
a.Perikanan
Tangkap
Potensi sumber
daya ikan laut Propinsi Nusa Tenggara, berdasarkan hasilsurvey Komisi Nasional
Pengkajian Sumberdaya Perikanan Laut pada tahun1999, cukup besar yaitu lebih
dari 365,7 metrik ton/tahun, dengan jumlahtangkapan yang diperbolehkan (JTB)
sebesar 292,2 metrik ton/tahunsedangkan tingkat pemanfaatan baru sekitar 30 %.
Potensi perikanan laut erdiri dari: (a) Ikan pelagis besar meliputi Tuna, Cakalang,
Paruh Panjang,Tongkol, Tenggiri; (b) Ikan pelagis kecil meliputi Tembang, Teri,
Terbang,Kombong, Layang, Selar, (c) Ikan demersal meliputi Kakap,
Bambangan,Lencam, Pari dll, (d) Udang yang meliputi Lobster, dan jenis udang
Penaid,(e) Cumi-cumi, dan (f) Ikan karang seperti Kerapu, Beronang dan Ekor
Kuning.-Jenis Ikan Pelagis Kecil, berpotensi besar dan bernilai ekonomis
tinggiadalah Kembung, Lemuru, Teri, Laying, Terbang dan Selar. Ikan-ikanPelagis
Kecil ini terutama dipasarkan untuk konsumsi lokal, sebagianuntuk pasar
regional dan umpan hidup penangkapan Ikan Pelagis Besar.-Jenis Ikan Pelagis
Besar, antara lain terdiri dari Cakalang, Tongkol, TunaMadidihang; Mata Besar,
Albacore dan Cucut. Ikan Pelagis Besar merupakan hasil perikanan laut utama yang
diekspor. Ikan Pelagis Besar banyak
terdapat di perairan laut dalam. Semua jenis Tuna hampir terdapatdi perairan
Nusa Tenggara Timur, terkecuali Tuna Sirip Biru Utara(Thunnus Thynnus) dan Tuna
Sirip BiruSelatan (Thunnus Atlanticus).-Jenis Ikan Demersal, Ikan-ikan Demersal
merupakan kelompok ikan yangtinggal di dasar atau dekat dasar perairan. Ikan
Demersal tersebar diseluruh perairan dengan kecenderungan kepadatan populasi
dan potensiyang tinggi pada daerah sekitar pantai. Ikan Demersal menurut
kategorinilai ekonomis terdiri dari kelompok utama sebanyak 24 %
(Kerapu,Bambangan, Bawal Putih, Kakap, Manyung, Kuwe dan Nomei) kelompok
komersial kedua sebanyak 17 % (Bawal Hitam, Gerot-gerot, Cucut),kelompok
komersial ketiga 37 % (Pepetek, Beloso, Mata Merah, Kerong-kerong, Gabus Laut,
Besot dan Sidat) dan kelompok Ikan Rucah sebanyak 22 % (Srinding, Lidah,
Sebelah, Kapas-kapas, Wangi Batu dan Kipper).Jenis-jenis Ikan Demersal tersebar
di seluruh perairan Nusa TenggaraTimur terutama sepanjang pantai utara Flores,
perairan pulau-pulau kecildan RTRW Propinsi Nusa Tenggara Timur 2006-2020 II -
9 kawasan perairan terumbu karang, ikan-ikan demersal ini dijual untuk
konsumsidomestik dan pasar ekspor.
b.Udang –
Kepiting.
Jenis-jenis
Udang Penaeid, Borong, Windu dan jenis Crustecea lain sepertiKepiting, Rajungan
merupakan komoditas perikanan bernilai ekonomis tinggidan banyak terdapat di
Kabupaten Kupang, Ngada, Belu, Alor, Flores Timur dan masih banyak daerah yang
lain. Komoditas kelompok ini umumnyaditangkap dengan perangkap (bubu) dan
jaring.
c.Komoditas
Perikanan Jenis Lainnya.
Hasil perikanan
lain seperti Cumi-cumi, Kerang-kerangan, Teripang, Ikanhias laut dan Rumput
Laut merupakan komoditas bernilai ekonomis tinggi juga. Cumi-cumi banyak
terdapat di Kabupaten Manggarai, Flores Timur,Sumba Timur, Ende dan Ngada.
Kerang-kerangan terutama Kerang Mutiarahasil budidaya, Batu Loa, Japing-japing
dan Mata Tujuh (Abolan) merupakankomoditas berpotensi untuk dipasarkan.
Kerangkerangan kecuali Mutiara,Teripang dan Rumput Laut terdapat pada sebagian
besar perairan NusaTenggara Timur, sedangkan Mutiara, sebagai induk alam
budidaya, terdapatdi perairan Kabupaten Kupang, Flores Timur, Alor, Lembata,
Sikka danManggarai. Potensi lainnya adalah budidaya laut yang mulai
dikembangkan di pantai pulau-pulau di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Panjang
pantaikeseluruhan mencapai 5.700 Km memiliki kualitas perairan pantai relatif
masih baik. Dasar pantai umumnya berpasir dan ditumbuhi karang sampai berlumpur
bercirikan tanaman Mangrove dan bentuk pantai yang berteluk serta terlindungi.
d.Perikanan
Budidaya Termasuk Darat.
Budidaya Laut.
Potensi
pengembangan budidaya laut diperkirakansekitar 5.150 Ha, dengan tingkat
pemanfaatan baru mencapai 8,74% atausekitar 450 Ha. Jenis produksi dan
sebarannya adalah sebagai berikut :a.) Mutiara : pengembangan usaha budidaya
mutiara terdapat pada lokasi- lokasi perairan pantai di Kabupaten Sumba Timur,
Ende, Alor, FloresTimur, Lembata, Manggarai dan Ngada; b.) Rumput laut :
potensi pengembangan budidaya rumput laut pada lokasi-lokasi; perairan pantaidi
Kabupaten Belu, Kupang, Sumba Timur, Timor Tengah Utara, Ngada,Pantai Utara
Kabupaten Ende, Lembata, Tanjung Karoso Bangedo,Kabupaten Manggarai, Pulau
Pemana, Pantai Pulau Damhila, PerairanPantai Pangabatang (Sikka); c.) Teripang
: potensi pengembangan usaha budidaya teripang terdapat pada lokasi-lokasi
perairan di Pantai Utaradan Selatan Ngada, Manggarai, perairan Pantai Utara
Kabupaten Sikka, perairan Pantai Kabupaten Flores Timur dan Alor.
Budidaya Tambak.
Lahan yang
tersedia adalah 35.455 Ha dan lahanyang telah diusahakan adalah 284,5 Ha atau
tingkat pemanfaatan baru1,23 % dengan produksi : Bandeng 463,4 ton, Belanak
39,9 ton danUdang Windu 275,8 ton dan potensi tambak garam yang baru
sebagiankecil dimanfaatkan.
Budidaya Kolam.
Lahan yang
tersedia 8.375 Ha dan yang telahdiusahakan adalah 284,5 Ha atau tingkat
pemanfaatan lahan baru 3,40 %dengan kemampuan produksi : Ikan Mas 91,6 ton,
Mujair 53,9 ton,Tawas 23,0 ton dan Nila produksi 49,5 ton.
Budidaya Ikan di Sawah (Mina Padi).
Lahan yang
tersedia 185 Hadengan tingkat pemanfaatan lahan baru 75 % atau seluas 138,7
Ha.Kemampuan produksi yaitu : Ikan Mas 10,6 ton, Nila 5,2 ton dan Lele1,5 ton.
Hutan Mangrove.
Potensi Hutan
Mangrove di Nusa Tenggara cukup besar, hasil survey Dinas Kehutanan yang
bekerjasama denganPerguruan Tinggi pada tahun 1995 berhasil mengidentifikasi 11
SpeciesMangrove di Pulau Timor, Rote, Sabu dan Semau dengan luas 19.603,12Ha
dan 17.251,71 Ha di Pulau Flores dan Solor. Luas Hutan Mangrovedi Sumba Timur
sekitar 15.000 Ha dengan jumlah tegakkan yang telahdiidentifikasi seluas 1.359
Ha.
Terumbu Karang.
Perairan Nusa
Tenggara diperkirakan memiliki 160 jenis terumbu karang dari 15 famili dengan
350 jenis ikan yangmendiaminya. Lokasi penyebaran terumbu karang di Nusa
Tenggaradisekitar wilayah Teluk Kupang, Teluk Maumere, Pantai Utara, Timur dan
Selatan Pulau Sumba, Alor, Lembata dan Labuan Bajo.
2.Kegiatan
Pertanian
Pertanian
merupakan sektor yang paling dominan di Nusa Tenggara.Lebih dari 80% penduduknya
terlibat dalam kegiatan sektor pertanian. Meskipuntotal kontribusi pertanian
dalam pembentukan nilai PDRB mengalami penurunandari tahun ke tahun, tetapi
tetap merupakan sektor yang dominan, dalam arti bahwa persentase sektor ini
tetap besar. Sektor pertanian ini meliputi sektor tanaman pangan, perkebunan,
kehutanan, peternakan dan perikanan.
a.Tanaman Pangan
Pembangunan
tanaman pangan dapat dilakukan pada lahan basah danlahan kering yang luas dan
kemampuannya potensinya bervariasi antar wilayah kabupaten/kota. Berdasarkan
kajian potensi lahan pertanian terdapat potensi pertanian kering seluas lebih
dari 1.528.308 Ha. Produksi padi (padisawah dan padi ladang) tahun 2003 sebesar
509,4 ribu ton menurun menjadi495,5 ribu ton dalam bentuk gabah kering giling.
Penurunan tersebut memang sejalan dengan penurunan luas panen sekitar 2000
hektar dari tahunsebelumnya. Penurunan produksi juga terjadi pada komoditas
jagung dankacang hijau, dimana pada tahun 2003.- Padi Sawah : Kabupaten
Manggarai dengan luas panen 43.447 Ha dan produksi 143.679 ton.- Padi Ladang :
Berdasarkan luas panen, yang terbesar adalah KabupatenSumba Barat yaitu 12.424
Ha, tetapi berdasarkan jumlah produksinya,yang terbesar adalah Kabupaten
Manggarai. Hal ini dapatmengindikasikan bahwa produktivitas di Manggarai lebih
tinggi dari pada Sumba Barat.- Jagung : Kabupaten Timor Tengah Selatan-
Ubi-ubian : Kabupaten Timor Tengah Selatan- Kacang-kacangan : Kabupaten
KupangProduksi jagung sebesar 583,4 ribu ton menurun menjadi 568,4 ributon pada
tahun 2004. Hal ini juga sejalan dengan penurunan luas panen ±13.000 hektar.
Sedangkan komoditi kacang hijau pada tahun 2003 mampumenghasilkan produksi
sebesar 20,1 ribu ton dan menurun menjadi 16,2 ributon pada tahun 2004.Lain
halnya dengan komoditi tanaman pangan lainnya,seperti kedelai, kacang tanah,
ubi kayu, ubi jalar dan sorghum, dalam dua tahun terakhir ini mengalami
peningkatan baik luas panen maupun produksinya.
b.Perkebunan
Tanaman
perkebunan merupakan komoditi strategis dalam pembangunan perekonomian Nusa
Tenggara, karena merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap total
ekspor. Seperti telah disinggung di atas bahwa peranan subsektor perkebunan ini
terhitung masih begitu kecil peranannya terhadap PDRB Nusa Tenggara. Walaupun
begitu kecil produksi dari sektor ini dapat menunjang pendapatan, terutama
dalam rangka memenuhi bahan baku sektor industri. Penentuan daerah penghasil
utama didasarkan pada jumlah produksidan luas areal perkebunan, yaitu :- Kelapa
: Kabupaten Sikka, Flotim dan Ende- Kopi : Kabupaten Manggarai, Kabupaten
Ngada- Kapok,Pinang : Kabupaten Sumba Barat- Cengkeh : Berdasarkan luas daerah
panen terbesar adalah KabupatenManggarai, tetapi berdasarkan produksinya adalah
Kabupaten Sikka.- Coklat, lada : Kabupaten Sikka- Kapas : Kabupaten Ende-
Vanili : Kabupaten Manggarai, Kabupaten Alor - Tembakau : Kabupaten Sumba
BaratSeperti telah diuraikan di atas bahwa tanaman perkebunan telahdimanfaatkan
untuk ekspor ke luar negeri, terutama dalam bentuk diolah.Berdasarkan jalur
pemasaran yang telah dirintis, disamping untuk kebutuhanmasyarakat atau
perdagangan dalam wilayah, beberapa komoditas telahmenjadi komoditas ekspor
seperti Kopi, Kakao, Jambu Mente, biji Kapas danCassiavera.Bawang merah, bawang
putih, dan buncis merupakan sayuran yang banyak ditanam di Kecamatan Kintamani,
kecamatan yang paling luas diBangli. Tanaman buah-buahan juga menjadi komoditas
andalan Bangli. Jeruk keprok, misalnya. Produksi jeruk Kabupaten Bangli
bersaing dengan jeruk keprok dari Kabupaten Badung. Bangli menghasilkan 22.103
ton jeruk keprok, sementara Badung 49.469 ton.Dari lapangan usaha perkebunan,
kopi arabika nilai jualnya tinggi danmenjadi andalan Bangli. Pada tahun 2001
produksi kopi arabika Banglimencapai 64 persen dari total produksi provinsi
sebesar 5.644 ton. Petaniyang mengelola perkebunan kopi juga paling besar
ditemukan di Banglidibandingkan daerah lain di provinsi, berjumlah 5.436 petani
dari 13.986 petani kopi di Bali. Budidaya kopi arabika dikelola oleh perkebunan
rakyat.Biji kering olahan secara tradisional dari petani kemudian dibawa ke
pabrik pengolahan kopi PT Perkebunan Nusantara XII di Kintamani.Kemudian oleh
sebuah perusahaan perdagangan dibawa ke Surabaya untuk dikemas dan dikapalkan
ke Jepang. Tahun 2002, ekspor kopi ke Jepangsekitar 10 persen atau 240 ton dari
produksi biji kopi olahan. Saat ini, pemerintah daerah kabupaten sedang mencoba
prospek pemasaran kePerancis.
c.Kehutanan
Propinsi Nusa
Tenggara mempunyai areal kawasan hutan lebih dari1.808.981,21 Ha yang terdiri
dari hutan lindung 713.216,97 Ha, hutan produksi tetap 428.357,98 Ha, hutan
produksi terbatas 197.249,73 Ha, hutanyang dapat dikonversi 101.827,03 Ha.
Berdasarkan penyebaran hutannya,terlihat bahwa beberapa pulau besar seperti
Pulau Lombok dan Floresmerupakan terbanyak terdapat hutan produksi. Produksi
kayu cendana diPropinsi Nusa Tenggara Timur selama tahun 2002 sebesar 261,26
ton yang berasal dari 5 kabupaten yaitu : Sumba Barat 50,02 ton, Sumba Timur 30,09ton,
Timor Tengah Selatan 72,58 ton, Timor Tengah Utara 17,10 ton, danterbesar di
Belu 91,48 ton. Produksi kayu jenis lainnya yang paling menonjoladalah Kayu
Jati. Selama tahun 2002 produksinya mencapai sekitar 3,10 ribumeter
kubik.Beberapa Pulau di Nusa Tenggara juga memiliki kawasan hutan yang
bervariasi seperti padang rumput (sabana) meliputi daratan timur, Sumba bagian
timur dan flores bagian timur. Hasil hutan berupa kayu anpupu(Flores), kayu
merah dan cendana (Timur). Jenis inimerupakan hasil hutan primer. Sedangkan hasil hutan sekunder
terdiri dari jati, pinus, mahoni,albasia dan akasia. Hutan ini menghasilkan
kayu untuk bahan bangunan gunakebutuhan lokal, menghasilkan madu dan lilin
d.Peternakan
Sebagai salah
satu gudang ternak di Indonesia, peranan subsektor peternakan di propinsi ini adalah kedua
terbesar setelah tanaman pangan.Populasi ternak besar di wilayah Propinsi Nusa
Tenggara Timur pada tahun2002 tercatat untuk Sapi sebanyak 503.154 ekor, Kerbau
132.497 ekor danKuda 93.157 ekor. Untuk populasi Sapi sebagian besar berada di
Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, sementara untuk Kerbau dan
Kuda sebagian besar berada di Kabupaten Sumba Barat, Sumba Timur,Kupang, Ngada
dan Manggarai.Populasi ternak kecil yang menonjol di wilayah Propinsi Nusa
TenggaraTimur adalah babi yakni tercatat sekitar 1,17 juta ekor pada tahun
2002,disusul kambing 420,8 ribu ekor, dan terendah domba dengan populasi 55,6 ribu
ekor. Untuk kelompok unggas, populasi ayam kampung tahun 2002tercatat sekitar
9,64 juta ekor yang sebagian besar berada di KabupatenKupang dan Ende. Ternak
sapi merupakan salah satu komoditas andalan darisub sektor peternakan karena
telah menjadi komoditas perdagangan antar
pulau dengan peluang pasar cukup prospektif. Dalam upaya meningkatkan
peluang usaha peternakan terdapat peluang padang pengembalaan yangkualitas
padangnya perlu ditingkatkan dalam upaya percepatan populasiternak sapi dan
ternak kecil.Hewan jenis unggas terdiri dari ayam dan itik. Wilayah Nusa
TenggaraBarat ikut mendorong perkembangan usaha komoditi Ayam Buras.
Meningkatterutama untuk pasar lokal guna memenuhi kebutuhan rumah
makan.Sedangkan hasil produksi Ayam Jago untuk memenuhi pasar luar seperti
Balidan Jawa Timur lebih kurang mencapai 25.000 ekor per tahun.Produksi ternak
itik digunakan untuk memenuhi pasar lokal dan Bali,sedangkan produksi telur
asin, yang merupakan salah satu komoditi unggulan NTB, umumnya untuk memenuhi
permintaan pasar luar daerah NTBmencapai 25.000 butir per minggu, namun
kemampuan mensuplai baru 50%.Wilayah peternakan tersebar di pulau Timor, pulau
Sumba dan pulauFlores. Melalui penggunaan lahan yang tepat serta keadaan alam
yang ada,maka kesesuaian lahan dan arah pengembangannya bagi lahan ternak
dapatditentukan. Luas lahan untuk sapi potong (termasuk kambing/domba)
seluas2.707.057 ha.Kuda banyak dipelihara di Sumba, Flores, dan Timor. Kuda di
peliharauntuk ditunggangi dan sebagai kuda beban saja. Setiap tahun puluhan
ribuekor yang diekspor ke negara lain sebagai ternak-ternak potong.
e.Perikanan
Produksi
perikanan di daerah ini meliputi perikanan darat dan perikanan laut. Untuk
perikanan darat di usahakan di perairan umum, perikanan budidaya tambak, kolam
dan sawah. Perkembangan produksi perikanan menunjukkan arah yang
menggembirakan, yaitu cenderung meningkat daritahun ke tahun, terutama untuk
perikanan darat. Peningkatan produksi perikanan darat ini sebagai akibat
berkembangnya luas areal kolam di desa-desa dan kegiatan penebaran benih di
perairan umum.Produksi perikanan laut sebagian besar masih dihasilkan oleh
nelayan kecil (armada perikanan rakyat) yang pada umumnya beroperasi di daerah
pantai, sedangkan penangkapan ikan di daerah lepas pantai dan Zona Ekonomi
Eksklusif belum diusahakan. Biasanya usaha tersebut dilakukan oleh perusahaan
perikanan skala menengah atau besar. Tingkat perkembangan usaha perikanan baik
usaha penangkapan maupun budidaya masih rendah dan lamban disebabkan
keterbatasan modal/sarana produksi, ketrampilan nelayan/petani ikan yang masih
rendah, penyediaan prasarana pasca panen yang masih rendah dan terjaminnya
pemasaran hasil perikanan. Disamping hal tersebut, tingkat pemanfaatan sumber
daya perikanan di propinsi ini masih tergolong rendah dibandingkan dengan
potensi yang dimilikinya.Produksi perikanan pada tahun 2001 sebesar 85.329 ton.
Sebesar 83.991ton diantaranya atau sekitar 98,43% merupakan hasil perikanan
laut dan selebihnya sekitar 1,57% merupakan hasil dari perikanan darat. Untuk
lebih jelas lihat pada Tabel II.20. Dilihat dari daerahnya, hampir seluruh
kabupatenyang ada menghasilkan perikanan laut. Kabupaten-kabupaten yang paling
banyak memproduksi ikan (perikanan laut) adalah Kabupaten Kupang(19,6%), Sikka
(18,8%), Flores Timur dan Ende. Yang terkecil produksi perikanan lautnya adalah
Kabupaten Timor Tengah Selatan. Sementara itu,kabupatenkabupaten yang tidak
memproduksi perikanan darat adalahKabupaten Sikka dan Ende.Disamping untuk
memenuhi kebutuhan penduduk sendiri, komoditi perikanan merupakan salah satu
komoditas ekspor. Yang termasuk komoditasekspor pada tahun 2003 adalah ikan
Tuna dan Cakalang, Mutiara, RumputLaut, Lobster, Udang Windu matang, sirip ikan
Hiu, minyak hati ikan Hiu.
f.Sektor
Pertambangan
Peranan sektor
pertambangan di dalam struktur ekonomi wilayahPropinsi Nusa Tenggara terlihat
masih kecil. Berdasarkan data PDRB 1999 – 2002 tercatat peranan sektor ini di
dalam pembentukan nilai PDRB masih di bawah 1% atau rata-rata peranan tiap
tahunnya 0,5%.Dilihat dari potensi geologisnya, sebenarnya di propinsi ini
banyak mengandung bahan-bahan mineral yang terdiri dari bahan galian
seperti:logam mulia, logam dasar besi dan bahan galian industri seperti batu
kapur,tanah liat, gypsum, pasir, silica, belerang, barit sesuai dengan jumlah
dankadarnya masing-masing. Tetapi dari sumber daya pertambangan yang adahanya
beberapa mineral yang telah dieksploitasi.Beberapa jenis bahan tambang yang
telah dilaksanakan penambangannyaadalah batu kapur, tanah liat, logam mulia,
mangan, barit, marmer, bahangalian C dan fosfat. Luas penggunaan lahan
pertambangan untuk masing-masing lokasi dan hasil tambang adalah sebagai
berikut :
Penambangan pasir, batu dan kerikil luas
arealnya telah lebih darimencapai 48 Ha;
Penambangan batu kapur dan tanah liat
seluas 17 Ha masing-masing di Kabupaten Kupang seluas 15 ha dan di Kabupaten
Timor Tengah Selatan seluas 2 Ha;
Penambangan marmer di Kabupaten Belu,
Kecamatan MalakaTimur Desa Sanleo seluas 25 Ha;
Penambangan bahan galian phospat di
Kabupaten Timor TengahSelatan, Kecamatan Amanuban Selatan 137 Ha.Sistem
penambangan yang dilakukan untuk bahan galian seperti pasir, batu, kerikil,
batu kapur dan tanah liat adalah sistem terbuka, sedangkan untuk bahan penambangan batu kapur dan tanah liat,
khususnya oleh PT. SemenKupang dilakukan secara terbuka dan menggunakan alat
berat. Ada tigamacam kegiatan penambangan yang dilakukan yaitu kegiatan kontrak
karya penambangan, kuasa penambangan dan penambangan oleh rakyat.Penambangan
oleh rakyat biasanya terbatas pada bahan galian C, yanglokasinya tersebar
dengan jumlah kecil. Lokasi penambangan mangan terletak di daerah Reo dan Cibal
Kabupaten Manggarai.Perusahaan yang mengeksploitasi adalah PT. Aneka Tambang
denganhasil yang diekspor ke Jepang sebagai teknik Grade. Pada akhir tahun
1986suatu kontrak Kerja antara Pemerintah Republik Indonesia dengan perusahaan
patungan PT. Nusa Lontar Mining telah ditandatangani untuk eksplorasi
emasepithermal di Kabupaten Manggarai, Ngada, Ende, Sikka, Flores, Timor
danAlor. Kemudian pada tahun 1987 menyusul suatu kontrak kerja serupa denganPT.
Flores Indah Mining di lokasi sebelah utara Pulau Rinca KabupatenManggarai.
Sebenarnya sektor pertambangan di wilayah Propinsi NusaTenggara Timur akan
dapat berkembang sebagai sektor penting, apabilahasilnya sudah dapat berperan dalam
meningkatkan derajat kesejahteraan,ditinjau dari tingkat pendapatan masyarakat
daerah ini.
g.Sektor
Pariwisata
Dengan keindahan
alam yang dimilikinya, Nusa Tenggara menyuguhkan berbagai objek wisata yang
menarik. Perkembangan pariwisata di NusaTenggara meliputi daerah pantai yaitu
Pantai Sanur, Pantai Kuta, Pantai Padang Bai, Pantai Candidasa, pantai pasir
putih yang terletak di pulau Bali.
Obyek wisata
bahari Tulamben memiliki pemandangan bawah laut yangindah dan alami dengan
beragam ikan hias. Wilayah obyek wisata Baharimenyebar di kawasan Bali Selatan
dan Kupang.Selain pariwisata pantai, di bali juga terdapat obyek wisata
yangmemiliki panorama alam yang indah. Misalnya Danau Batur yang terletak
diantara pegunungan yaitu Gunung Batur yang berada di bawah Kintamani.Selain
itu di beberapa pulau yang lain juga banyak dimanfaatkan sebagaitempat wisata,
misalnya di Lombok yang pengembangan wilayahnyasebagian besar disektor wisata
pantai dan pegunungan (Rinjani).Bagi wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur, pariwisata
dapat berlangsung di mana-mana. Variasi alamiah dan kebudayaannya merupakan daya
tarik yang berbeda satu dengan yang lain. Namun demikian di tempat-tempat
tertentu dijumpai daya tarik khusus, yaitu obyek-obyek yang memilikiciri khas
yang unik dan merupakan pusat daya tarik karena alasan-alasan tertentu.Pusat-pusat
daya tarik ini memiliki skala yang berbeda-beda tergantung kepada tingkat
keunikan dan juga jumlah serta jenis obyek-obyek wisata lain yang terletak
dalam jangkauan jarak yang berdekatan, sehingga saling menunjang dalam
menciptakan daya tarik bersama, membentuk suatu kawasan wisata atau Satuan
Pengembangan Pariwisata (SPP).Kawasan-kawasan wisata atau Satuan Pengembangan
Pariwisata tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing, yang sesuai dengan
daya tarik yang terdapat di lokasi tersebut. Sektor pariwisata di wilayah
Propinsi NusaTenggara Timur merupakan salah satu penghasil devisa non-migas
yang potensial. Memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan lebih lanjut
menjadi salah satu tulang punggung pengembangan perekonomian wilayah Propinsi
Nusa Tenggara Timur, karena ditunjang oleh sumber daya manusia (human
resources), sumber alam (natural resources), sumber daya buatan yang beraneka
ragam dan faktor keindahan lainnya.Bila sektor non migas ini berkembang dengan
baik, akan merangsang dan mendorong pertumbuhan pembangunan setiap Kabupaten/
Kota, pelestarian dan pemanfaatan potensi sumber daya alam dengan manusia dan
kebudayaan serta meningkatkan devisa/pendapatan daerah. Disamping itusektor ini
mampu menumbuhkan sektor-sektor lainnya, seperti industrikerajinan rakyat,
perluasan kesempatan kerja, agrowisata, pelayanan jasa perhubungan,
perdagangan, pengembangan budaya dan sebagainya.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kepulauan Nusa
Tenggara terletak di Indonesia bagian tengah yang tersebar sepanjang 2.850 km
dari barat ke timur (1150 49’ BT sampai 134054’ BT) dan 1.450km dari utara ke
selatan (2036’ LU sampai 110LS). Kondisi fisik Nusa Tenggara sangat berbeda
dengan kawasan lainnya di Indonesia. Kepulauan ini terdiri dari
pulau-pulauvulkanis dan rangkaian terumbu karang yang tersebar di sepanjang
lautan yang terdalamdi dunia.Secara geologi nusa tenggara berada pada busur
Banda. Rangkaian pulau inidibentuk oleh pegunungan vulkanik muda. Pulau-pulau
di Nusa Tenggara terletak padadua jalur geantiklinal, yang merupakan perluasan
busur Banda di sebelah barat.Geantiklinal yang membujur dari timur sampai
pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing,Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara,
Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali.Kondisi geomorfologi yang
bervariasi menyuguhkan adanya keanekaragaman jenis tanah dan adanya kawasan
pesisir pantai yang berpotensi untuk daerah kehutanan, pertanian, perkebunan,
peternakan, pertambangan dan pariwisata.
3.2 SARAN
Pada dasarnya,
Nusa Tenggara adalah sebuah propinsi yang memiliki potensiyang sangat baik.
Kita tahu bahwa mulai dari ujung barat sampai ujung timur membentang sumber
daya nan sangat eksotis dan masih perawan yang sangat berpotensi jika
dikembangkan. Di sebelah barat kita tahu bahwa Bali dan Lombok adalah
tanahsejuta pantai yang memesona dan diselingi pegunungan yang indah. Di bagian
timur ada Sumbawa memiliki potensi kuda beserta susunya yang belum dimanfaatkan
secaramaksimal. Tidak lupa pulau Komodo yang sering didatangi ilmuan dunia
jugamenambah ranah kekayaan Nusa Tenggara.Dari rangkaian kalimat di atas
penulis berharap, Pemerintah Nusa Tenggaraharus lebih serius dan konsisiten
dalam mendandani propinsinya. Jika hal itu terjadi, tak khayal bahwa Nusa
Tenggara akan menjadi tambang berharga bagi dunia yang telahmengglobal ini.
REFERENSI
Herlambang, Drs.
Sudarno, M.Si.________.
Dasar-dasar Geomorfologi Indonesia.
Malang: IKIP
Malang.Buranda, JP, M.Si.________.
Geologi
Indonesia.
Malang: IKIP
Malang.Darman, Herman dan Sidi, F. Hasan. 2000.
The Geology of
Indonesia.
Jakarta:Ikatan
Ahli Geology Indonesia (IAGI).Verstappen, Herman Th.___________.
Outline of The
Geomorphology Of Indonesia.
Jakarta: Applied
Geomorphological Survey
(AGS).http://www.bkmd.nttprov.go.idhttp://www.tempointeraktif.comhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Lombok
.http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Flores.http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Sumbawa.http://ms.wikipedia.org/wiki/Sumba.http://www.walhi.or.id/
bioregion/nt/bio_nt_prof/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar