Jumat, 29 April 2016

GEOGRAFI PARIWISATA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap gejala dipermukaan bumi mengalami gerakan. Gerakan objek atau gejala yang tampak jelas misalnya gerakan awan, air mengalir, angin, batuan, dan tanah oleh manusia, gerakan barang, orang melakukan kerja, gerakan arus laut oleh angin dan sebagainya. Gerakan ini menjadi kajian Geografi untuk dapat memahami bagaimana latar belakang terjadinya suatu gejala atau fenomena di permukaan bumi dan dampaknya terhadap gejala atau fenomena lain.
Lokasi adalah konsep Geografi terpenting, karena lokasi dapat menunjukkan posisi suatu tempat, benda atau gejala dipermukaan bumi. Lokasi dapat menjawab pertanyaan dimana (where) dan mengapa disana (why) tidak di tempat lain. Ada dua komponen lokasi yaitu arah dan jarak. Arah menunjukkan posisi suatu tempat bila dibandingkan dengan tempat dimana kita berada; sedangkan jarak adalah ukuran jauh atau dekatnya dua benda atau gejala tersebut.
Secara sosial budaya Indonesia merupakan tempat yang strategis, karena berada di daerah persilangan antara dua budaya yang berbeda yaitu Asia dan Australia. Kedua benua tersebut mempunyai kondisi fisik dan corak kehidupan yang berbeda. Bagi orang yang bergerak dalam bidang pariwisata wawasan tentang lokasi relatif ini sangat penting, tidak hanya dalam hal menentukan penawaran dan permintaan wisata, tapi juga dalam menyusun jadwal perjalanan, waktu tempuh, kondisi kelelahan fisik, menentukan tempat – tempat yang akan dikunjungi yang disesuaikan dengan lamanya waktu libur wisatawan dan harga paket perjalanan.
Hubungan antar tempat dalam kepariwisataan mutlak adanya. Wisatawan datang ke suatu tempat pada dasarnya ingin menikmati suasana alam dan budaya yang menarik. Dalam berinteraksi, menimbulkan pengaruh baik terhadap wisatawan itu sendiri maupun penduduk yang dikunjunginya. Wisatawan mempunyai kesan puas atau tidak puas, ini akan berdampak pada interaksi selanjutnya.

B.     Rumusanmasalah
1.      Apafungsidarigerakdanaliranwisatawan ?
2.      Mengapalokasisangatberperanpentingdalamgerakdanaliranwisatawan ?
3.      Faktorapasaja yang mempengaruhihubungantimbalbalikdalamgerakdanaliranwisatawan ?
C.    Tujuanmasalah
1.       Kita dapatmemahamifungsidarigerakdanaliranwisatawan.
2.      Kita dapatmemahamiperanpentinglokasidalamgerakdanaliranwisatawan.
3.      Kita dapatmemahamifaktor yang mempengaruhihubungantimbalbalikdalamgerakdanaliranwisatawan.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Gerakan aliranwisatawan
Setiap gejala dipermukaan bumi mengalami gerakan. Gerakan objek atau gejala yang tampak jelas misalnya gerakan awan, air mengalir, angin, batuan, dan tanah oleh manusia, gerakan barang, orang melakukan kerja, gerakan arus laut oleh angin dan sebagainya. Gerakan yang tidak tampak misalnya gerakan panas dari lintang rendah (ekuator) ke lintang tinggi, gerakan informasi, ide atau gagasan. Gerakan ini menunjukkan adanya interaksi antara satu objek ke objek lain, antara satu tempat ke tempat lain.
Gerakan ini menjadi kajian Geografi untuk dapat memahami bagaimana latar belakang terjadinya suatu gejala atau fenomena di permukaan bumi dan dampaknya terhadap gejala atau fenomena lain. Gerakan manusia semakin tampak jelas dari semakin padatnya jalur transportasi dan komunikasi yang menghubungkan berbagai tempat di permukaan bumi. Adanya globalisasi peradaban dunia merupakan suatu bukti kemajuan di bidang transportasi dan komunikasi, sehingga dunia demikian transparan, faktor jarak dan waktu bukan lagi suatu masalah. Setiap hari, bahkan setiap menit orang dapat berkomunikasi dengan tempat lain di dunia. Dalam skala besar, pariwisata dan perdagangan internasional menunjukkan bahwa tidak ada negara yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam bidang-bidang tertentu satu sama lain akan saling bergantung.
Dalam pariwisata, gerakan menunjukkan adanya daerah yang minus dan surplus akan sumberdaya wisata. Mengetahui gerakan dan aliran wisatawan di suatu obyek wisata sangat penting fungsinya untuk :
a)      Mengetahui sejauhmana daya tarik wisata dimiliki oleh suatu obyek
b)      Mengikuti perubahan gerakan dan aliran wisatawan berdasarkan periode waktu tertentu,untuk mengetahui perkembangan dan kecenderungan kepariwisataan di suatu tempatsekaligus memprediksi kemungkinan- kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang.
c)      Bahan perencanaan dan pengembangan daerah tujuan wisata atau objek wisata.
d)     Sumber menganalisis perkembangan segmen pasar, agar pembangunan pariwisata dapat diarahkan secara efektif dan efisien.
e)      Perwilayahan (regionalisasi) konsep yang paling mendasar dari studi geografi adalahregion. Region menjadi objek formal dari Geografi, adapun kajian utamanya adalah berbagai bentuk region dan perubahannya. Regionalisasi pada dasarnya adalah pengumpulan dan pengklasifikasian atau pengelompokkan data ke dalam data yang sejenis.
Dari pengelompokkan tersebut maka akan tampak daerah yang menunjukkan persamaan dan perbedaan. Region pada dasarnya adalah kesatuan daerah yang menunjukkan karakteristik tertentu sehingga dapat dibedakan dari daerah lainnya. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat itu dapat berupa karakteristik aspek fisis, manusia, atau gabungan keduanya. Banyak cara untuk menentukan region tergantung kepada kriteria apa yang akan dipergunakan (fisik, sosial, aktivitas ekonomi, budaya, politik, bahasa, agama, etnik, dan sebagainya). Ruang lingkup atau cakupan region pun dapat luas seperti meliputi desa, kota, kabupaten, propinsi, negara, atau himpunan – himpunan internasional.
Region dalam pariwisata, tercermin dari adanya wilayah pengembangan wisata, daerah tujuan wisata dan satuan kawasan wisata. Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS) tahun 1997 – 2018, Indonesia dibagi atas enam wilayah pengembangan wisata.Wilayah A meliputi Sumatera dengan Medan sebagai pintu gerbang primernya. Wilayah B meliputi Jawa dengan Jakarta dan Surabaya sebagai pintu gerbangnya. Wilayah C meliputi Bali, NTT, dan NTB dengan Denpasar sebagai pintu gerbangnya. Wilayah D meliputi Kalimantan dengan Balikpapan sebagai pintu gerbangnya. Wilayah E meliputi Sulawesi dengan Menado dan Ujung Pandang sebagai pintu gerbang primernya dan Irian atau Papua wilayah F dengan Biak sebagai pintu gerbangnya. Wilayah pengembangan wisata tersebut dijabarkan kedalam wilayah – wilayah yang lebih kecil dalam 12 TDC (Tourism Development Corporation) yang pelaksanaannya dirinci, seperti Bali dibagi menjadi 24 (SKW) dan Jawa Barat, terbagai menjadi 6 wilayah yaitu A Banten, B Botabek, C Sukabumi, D Bandung E Priangan Timur dan F Cirebon. Kawasan Bandung dibagi atas Kawasan Bandung, Sumedang, Garut, Subang, Purwakarta dan Krawang. Kawasan Bandung terbagi dua Kodya dan Kabupaten, Kabupaten Bandung dibagi lagi menjadi Satuan Kawasan (SKW) Bandung Utara, Bandung Selatan, Bandung Barat dan seterusnya.
Perwilayahan pariwisata nasional tersebut dilatarbelakangi oleh alasan pasar dan keanekaragaman sumberdaya wisata yang tersebar dalam suatu wilayah geografis yang luas. Adapun tujuannya adalah untuk mewujudkan pariwisata masa depan Indonesia yang memiliki citra yang jelas, dan untuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Pewilayahan dalam RIPPNAS diidentifikasi dengan mempertimbangkan :
a). Kesatuan ruang geografis dengan identitas yang khas
b). Ketersediaan pintu gerbang internasional
c). Memiliki produk andalan yang dapat dipergunakan sebagai tema promosi
d). Memiliki pasar potensial yang jelas
B.     Gerakandanaliranwisatawansangatpentingmenentukanlokasi
Lokasi adalah konsep Geografi terpenting, karena lokasi dapat menunjukkan posisi suatu tempat, benda atau gejala dipermukaan bumi. Lokasi dapat menjawab pertanyaan dimana (where) dan mengapa disana (why) tidak di tempat lain. Faktor pertama yang akan dipertimbangkan, kalau seseorang berkeinginan melakukan perjalanan wisata adalah mempertanyakan ke mana akan pergi (where are you)? berapa jauh jaraknya (how far)? berapa lama (how long)? membawa perlengkapan apa ? dan sebagainya. Untuk menjawab pertanyaan itu diperlukan wawasan Geografi tentang lokasi, khusus tentang lokasi absolut, lokasi relatif, jarak, akses, dan karakteristik tempat yang menjadi tujuan wisata.
Lokasi adalah posisi suatu tempat, benda, peristiwa atau gejala dipermukaan bumi dalam hubungannya dengan tempat, benda gejala, peristiwa lain. Ada dua komponen lokasi yaitu arah dan jarak. Arah menunjukkan posisi suatu tempat bila dibandingkan dengan tempat dimana kita berada; sedangkan jarak adalah ukuran jauh atau dekatnya dua benda atau gejala tersebut. Contoh Bali terletak sebelah Timur Surabaya, arah tersebut berbeda jika si penanya berada di Lombok menjadi di sebelah Barat. Untuk melengkapi wawasan tentang lokasi, maka peta menjadi alat yang sangat diperlukan untuk membantu perjalanan. Agar peta benar-benar dapat memberikan arah bagi perjalanan wisata, hendaknya peta itu memenuhi syarat sebagai peta yang baik, yang terpenting di antaranya adalah ada grid, skala, arah angin, dan legenda.
Dalam Geografi dikenal ada dua macam lokasi yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah posisi sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Posisi garis lintang dan garis bujur ini sangat penting tidak hanya untuk menentukan posisi tempat dengan tempat, tapi juga erat kaitannya dengan perbedaan iklim dan waktu. Melalui lokasi absolut dapat diketahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain dipermukaan bumi secara tepat. Dengan bantuan garis lintang dapat menggambarkan kondisi iklim suatu daerah, berarti dapat diperkirakan kehidupan tumbuhan, hewan, dan penduduknya secara lebih rinci. Mengetahui perbedaan iklim tersebut, sangat penting untuk menentukan karakter obyek wisata dan penawaran daerah wisata. Contoh salah satu potensi wisata Indonesia adalah iklim tropis. Kapan potensi itu ditawarkan ke Australia, Amerika, atau ke Eropa, semua itu memerlukan wawasan lokasi absolut. Demikian pula kalau orang Indonesia ingin berwisata ke Eropa, Amerika, atau Australia, hendaknya memperhitungkan iklim daerah yang akan dikunjungi. Karena bagaimanapun iklim dapat menentukan atraksi wisata yang dapat dinikmati dan perbekalan yang harus dipersiapkan selama perjalanan.
Garis bujur akan mempengaruhi perbedaan waktu, dengan menghubungkan posisi tempat berdasarkan garis bujur, maka komunikasi dapat berjalan secara efektif. Dalam melakukan kerjasama dengan orang lain yang berbeda negara dan posisi garis bujurnya, harus betul – betul diperhitungkan berapa lama perbedaan waktunya, sehingga tidak menimbulkan salah pengertian.
Lokasi relatif adalah posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi daerah sekitarnya. Kondisi dan situasi disini dapat berupa kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya dan keberadaan transportasi dengan daerah sekitarnya. Seperti Indonesia terletak di antara dua samudera dan dua benua, dilalui oleh dua jalur pegunungan dunia. Secara sosial budaya Indonesia merupakan tempat yang strategis, karena berada di daerah persilangan antara dua budaya yang berbeda yaitu Asia dan Australia. Kedua benua tersebut mempunyai kondisi fisik dan corak kehidupan yang berbeda. Bagi orang yang bergerak dalam bidang pariwisata wawasan tentang lokasi relatif ini sangat penting, tidak hanya dalam hal menentukan penawaran dan permintaan wisata, tapi juga dalam menyusun jadwal perjalanan, waktu tempuh, kondisi kelelahan fisik, menentukan tempat – tempat yang akan dikunjungi yang disesuaikan dengan lamanya waktu libur wisatawan dan harga paket perjalanan.
Tempat dapat mencerminkan karakter fisik dan sosial suatu daerah. Suatu tempat dibentuk oleh karakter fisik seperti iklim, jenis tanah, tata air, morfologi, flora dan fauna dan manusia yang hidup di dalamnnya seperti jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan penduduk, pendidikan, pendapatan, dan kebudayaan. Nama tempat dapat mencerminkan kondisi atau identitas suatu daerah secara spesifik. Nama tempat berdasarkan konsensus seperti nama gunung, teluk, selat, danau dan sebagainya. Tempat juga dapat mencerminkan kondisi umum berdasarkan prinsip kesamaan fisik atau manusianya, seperti gurun, plato, dataran, pertanian hortikultura, perkebunan, hutan, pedesaan, metropolitan, dan sebagainya. Tempat diformulasikan untuk memberikan suatu pengertian tentang bentuk lahan dan aktivitas manusia di permukaan bumi, seperti Nusa Dua, Kintamani, Gianyar dan sebagainya.
Semua tempat dipermukaan bumi mempunyai karakteristik tertentu. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat itu dapat tampak dengan jelas atau dapat pula tidak, yang pasti setiap unsur yang ada di tempat itu dapat memberikan karakter tertentu sehingga dapat di bedakan dari daerah lainnya. Dalam menggambarkan atau mengkaji suatu tempat umumnya geografi melihat karakteristik fisik dan manusianya. Karakteristik fisik berasal dari proses – proses yang bersifat alami, seperti proses geologis, hidrologis, atmosfiris dan biologis yang menghasilkan bentuk lahan, tata air, iklim, tanah, vegetasi alami, dan kehidupan faunanya.
Karakteristik manusia adalah semua bentuk pemikiran dan aktivitas manusia sebagai cermin adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Termasuk di dalamnya jumlah dan komposisi penduduk, perkembangan penduduk, mata pencaharian, pola pemukiman, jaringan transportasi dan komunikasi sebagai cermin interaksi manusia dengan sesamanya.Suatu tempat juga dapat dibedakan dari tempat lainnya berdasarkan ideologi, agama, bahasa, dan aktivitas politik. Antara karakter fisis dan manusia terdapat hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi. Misalnya keadaan ekonomi penduduk akan mempengaruhi obyek wisata yang dipilih, tingkat pemanfaatan fasilitas wisata dan tingkat kepuasan berwisata. Kondisi alam dimana wisatawan berasal akan menentukan pula kemana ia akan pergi berwisata, misalnya orang Belanda, mempunyai latar belakang alam perairan, mereka cenderung memilih tempat yang bernuansa pegunungan, demikian pula dengan orang Swiss dan Austria. Amerika mempunyai potensi wisata yang banyak, tapi miskin akan atraksi etnik. Semua perbedaan kondisi fisis dan manusia itu melahirkan munculnya arus wisatawan.
Dalam mengkaji suatu tempat kita dapat melihatnya dari dua aspek yaitu site and situation. Situs (site) berkenaan dengan kondisi internal suatu tempat atau daerah, seperti iklimnya, keadaan tanah, topografi, penduduknya dan segala sumberdaya yang terkandung di dalamnya. Situasi adalah kondisi eksternal suatu tempat atau kondisi suatu tempat bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Contoh Bedugul mempunyai kondisi iklimnya dingin dan sejuk, morfologi dataran tinggi, jenis tanah vulkanis, kehidupan flora dan fauna tertentu, jumlah penduduk, kepadatan, mata pencaharian, perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, pendapatan dan kebudayaannya tertentu pula yang berbeda dengan daerah lain seperti di Negara, atau di Gianyar dan sebagainya. Kondisi eksternal daerah Bedugul berarti kita melihat fungsi dan peranan Bedugul bagi daerah sekitarnya mulai daerah yang paling dekat sampai yang terjauh mulai dari Kabupaten Badung sampai kepada dunia Internasional.
C.    Hubungantimbalbalikwisatawandengansekitarnya
Setiap gejala di permukaan bumi ini, pada dasarnya adalah hasil hubungan timbal balik antara berbagai faktor. Hubungan ini dapat berupa antar faktor fisik, faktor fisik dengan manusia dan antar faktor manusia. Contoh hubungan antar faktor fisik: ketinggian tempat dengan iklim mikro; kemiringan lereng dengan erosi; kesuburan lahan dengan jenis batuan; ketersediaan air tanah dengan curah hujan, jenis tanah, vegetasi penutup lahan, kemiringan lereng dan organisme hidup di atas lahan. Hubungan antara faktor fisik dengan manusia, pemusatan penduduk di daerah subur dan dataran; kesuburan lahan dan iklim dengan jenis usaha tani; bentuk lahan dengan pola jalan. Contoh hubungan antara faktor manusia, manusia adalah individu yang serba tergantung terhadap individu lain, tidak ada manusia yang dapat hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara sendiri penuh. Ketergantungan ini tercermin dari adanya masyarakat dengan berbagai aktivitas seperti pariwisata, perdagangan, transportasi, komunikasi, berbagai organisasi sosial, politik, dan kebudayaan.
Hubungan antar tempat dalam kepariwisataan mutlak adanya. Wisatawan datang ke suatu tempat pada dasarnya ingin menikmati suasana alam dan budaya yang menarik. Dalam berinteraksi, menimbulkan pengaruh baik terhadap wisatawan itu sendiri maupun penduduk yang dikunjunginya. Wisatawan mempunyai kesan puas atau tidak puas, ini akan berdampak pada interaksi selanjutnya. Sejauhmana kedatangan wisatawan berpengaruh terhadap penduduk setempat sangat tergantung kepada daya tarik objek wisata, jumlah wisatawan yang berkunjung, lamanya tinggal, dan kondisi ekonomi wisatawan itu sendiri, serta respon penduduk dalam menangkap peluang yang ada.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      DalamGeografi gerakanmerupakan suatu gejala atau fenomena di permukaan bumi dan dampaknya terhadap gejala atau fenomena lain.
Dalampariwisatagerakan menunjukkan adanya daerah yang minus dan surplus akan sumberdaya wisata.
2.      Dalam Geografi dikenal ada dua macam lokasi yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah posisi sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur.Lokasi relatif adalah posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi daerah sekitarnya.
Dalamalirandangerakanpariwisata ada dua komponen lokasi yaitu arah dan jarak. Arah menunjukkan posisi suatu tempat bila dibandingkan dengan tempat dimana kita berada; sedangkan jarak adalah ukuran jauh atau dekatnya dua benda atau gejala tersebut.
3.      Yang dimaksuddenganhubungantimbalbalikdalamgerakdanaliranwisatawanadalahhubunganantarawisatawandenganlingkungansekitar yang di kunjunginyadanbisajugahubungantimbalbalikantarawisatawandengan rasa kepuasanterhadaptempat yang di kunjungi.

B.     SARAN
Makalahinisangatmembutuhkankritikandan saran bagiparapembaca, karenamakalahinimasihbanyakkekurangan, baikdarimateridan kata katanya.Olehkarenaitu, buatpembimbingmatakuliahini, kami sangatmembutuhkanmasukanuntukperbaikanmakalahini, karena kami jugamanusiabiasa yang tidakpernahlipadari kaya khilapdandosa.




DAFTAR PUSTAKA
Albler Ronald, John S. Adamis, and Peter Gould. 1972. Spatial Organization, The Geographer’s View of The World. Prentice Hall International Inc. New York.
Cooper. 1993. The Geography of Travel and Tourism. Heineman. London.
Fridgen Joseph D. 1991. Dimension of Tourism. Education Institute. USA.
Lavery Patrick. 1971. Recreational Geography. Prentice Hall. Canada.
Pearce. 1995. Tourism Today a Geographycal Analysis. Longman. Singapore.
Robinson. 1976. Geography of Tourism. Mac Donald. London.
Tim Konsorsium UI, UGM, ITB, Studi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional Tahap II, 1996/ 1997, Buku I Nasional dan Buku D.
Goeldnerdan McIntosh.1986. Tourism; Principles, Practices, Philosophies, 8th Ed. John Wiley & Sons Inc. USA
NursidSumaatmadja.  1981. StudiGeografi; SuatuPendekatandanAnalisaKeruangan, ITB. Bandung.
Wahab S.  1992. ManajemenKepariwisataan. PradnyaParamita. Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar