Jumat, 22 April 2016

geografi sosial



GEOGRAFI SOSIAL






Oleh :
Yosef Ruron
100401050153
Kelas : D ( 2010 )




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2012


1.      a. Yang dimaksud dengan Stratifikasi Sosial
Secara harafiah : dari bahasa latin yaitu stratum dan socius.
·         Stratum : tingkatan
·         Socius : teman atau masyarakat
Secara harafiah stratifikasi sosial berarti Tingkatan-tingkatan yang ada dalam masyarakat
Menurut ahli:
v  Paul B.Horton dan Chester : Sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat Dari Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang lebih tinggi sampai yang paling rendah.
Jadi Stratifikasi sosial (Pelapisan Sosial) adalah Pembedaan kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang lebih tinggi sampai yang paling rendah.
b.      Geja stratifikasi sosial yaitu Adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah pada suatu wilayah.
c.       Stratifikasi Sosial terjadi karna tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak,kewajiban dan tanggung jawab.

2.      Unsur – Unsur Stratifikasi sosial :
a.       Status ( Kedudukan ) yaitu Posisi seseorang dalam kelompok sosial. maksudnya bahwa posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang menjalankan kewajiban-kewajiban dan berbagai aktivitas lain, yang sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-harapan. Dengan kata lain status merupakan posisi sosial seseorang dalam suatu hierarki.
b.      Peran ( Rule )yaitu Perilaku yang sesunggauhnya dari orang yang melakukukan peranan. maksudnya bahwa merupakan aspek dinamis kedudukan atau status.Dalam kehidupan di masyarakat, peranan diartikan sebagaiperilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melak-sanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status dan peranan tidak dapat dipisahkankarena tidak ada peranan tanpa status, dan tidak ada statustanpa peranan.Interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat.


3.      Tiga( 3 ) Cara memperoleh Status :
a.       Ascribed Status merupakan kedudukan seseorang yang diperoleh seseorang melalui kelahiran. Maksudnya bahwa keududukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha.Status ini sudah diperoleh sejak lahir. Misal Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
Contoh: Dimana kaum wanita terkadang memiliki setatus sosial yang lebih tinggi di  bandingkan dengan kaum laki-laki.
b.      Achieved Status merupakan kedudukan seseorang yang diperoleh melalui usaha-usaha yang disengaja. Misal stratifikasi di bidang ekonomi,pekerjaan, dan berdasarkan jenjang pendidikan.
Contoh: pengusaha eceran menjadi pengusaha grusir.
c.       Assigned Status merupakan Status atau kedudukan yang diberikan. Maksudnya melalui usaha-usaha yang tidak di sengaja dan diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain, atas jasa perjuangan atau usaha  yang tidak di sengaja untuk kepentingan orang banyak atau kebutuhan masyarakat. Misal  gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dan sebagainya.
Contoh: dapat penghargaan yang tidak di sengaja karena berbuat baik (impas)
4.      Stratifikasi memiliki tiga sifat yaitu :
a.                 Stratifikasi Tertutup (Closed Social Stratification)
Adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertical.Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horizontal.
Contoh:
·         Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
·         Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.
·         Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
b. Stratifikasi Terbuka (Opened Social Stratification)           
Adalah Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri begitupun sebaliknya. Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal.
Contoh:
o   Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
o   Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
c. Stratifikasi Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka.
Contoh: seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.(penyesuaian diri di suatu tempat karena mempunyai dua setatus.

5.      Berdasarkan kepemilikan harta,stratifikasi dibagi menjadi 3 yaitu :
·         Kelas atas, yaitu terdiri dari kelompok orang-orang kaya dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan secara berlebihan.
·         Kelas menengah, yaitu terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan yang sudah bisa memenuhi kebutuhan pokok (primer).
·         Kelas bawah, yaitu teridiri dari orang-orang miskin yang masih belum dapat memnuhi kebutuha primer.
6.      Tiga pola umum sistem status sosial,yaitu:
·         Tipe kasta
Tipe kasta adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang tegas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta yang tidak terjadi mobilitas sosial vertikal. Garis pemisah antara masing-masing lapisan hampir tidakmungkin ditembus.Puncak piramida diduduki oleh penguasa tertinggi, misalnya maharaja atau raja, dengan lingkungan yang didukung oleh kaum bangsawan dan para ahli agama. Lapisan berikutnya berturut-turut adalah para tukang, pelayan, petani, buruh, dan budak
Ciri-ciri:
Ø  Memiliki sistem stratifikasi kekuasaan dengan garis besar pemisah antara masing-masing pelapisan hampir tidak mungkin ditembus.
Ø  Biasa di jumpai pada masyarakat berkasta.
Ø  Bersifat tertutup

·         Tipe Oligarkhi
Tipe ini memiliki garis pemisah yang tegas, tetapi dasar pembedaan kelas-kelas sosial ditentukan oleh ke- budayaan masyarakat tersebut. Tipe ini hampir samadengan tipe kasta, namun individu masih diberikesempatan untuk naik lapisan. Di setiap lapisan juga dapat dijumpai lapisan yang lebih khusus lagi, sedangkan perbedaan antara satu lapisan dengan dengan lapisan lainnya tidak begitu mencolok
Ciri-ciri:
Ø  Pelapisan dapat ditembus, karena bersifat terbuka.
Ø  Biasa terdapat pada negara maju atau berkembang.
·         Tipe demokratis
Tipe ini menunjukkan adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil (bergerak) sekali. Dalam hal ini kelahiran tidak menentukan kedudukan seseorang,melainkan yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-kadang bisa faktor keberuntungan.
Ciri-ciri:
Ø  Adanya pemisah antara lapisan yang sifatnya bergerak
Ø  Faktor kelahiran tidak menemukan kedudukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan bisa keberuntungan.

7.      Ukuran Status Sosial
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur status sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini, ukuran subyektif, ukuran reputasi, dan ukuran obyektif dari status social.
·         Ukuran Subyektif.
Adalah ukuran setatus dalam pendekatan subyektif untuk mengukur kelas social, yaitu para individu di minta untuk menaksir kedudukan kelas social mereka masing-masing, klasifikasi keanggotaan kelas social yang di hasilkan di dasarkan pada persepsi partisipasi terhadap dirinya. karena kelas social di anggap fenomena yang menggambarkan rasa memiliki dengan orang lain.ukuran keanggotaan social yang subyektif cenderung pada orang yang menggolongkan dirinya sebagai kelas menengah.
·         Ukuran Reputasi
            Ukuran ini menggunakan pendekatan reputasi untuk memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai struktur masyarakat tertentu yang sedang di pelajari. Bahkan para sosiologi menggunakan pendekatan reputasi dengan peneliti tetapi konsumen lebih tertarik pada ukuran kelas social untuk memahami pasar dan perilaku konsumsi dengan lebih baik, bukan struktur social. Sesuai dengan tujuan yang lebih terfokus ini, pendekatan reputasi telah terbukti tidak dapat di pergunakan.


·         Ukuran Obyektif
Pendekatan pengukuran ini berbeda dengan metode subyektif dan reputasi. Yang mengharuskan orang memimpikan kedudukan kelas social atau kedudukan para anggota masyarakat, ukuran obyektif terdiri dari berbagai variable demografis yang dipilih mengenai para individu yang sedang di pelajari. Semua variable ini di ukur melalui kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan faktual kepada para responden mengenai diri mereka sendiri, mencangkup keluarga atau tempat tinggal mereka. Ketika memilih ukuran obyektif kelas social, kebanyakan peneliti lebih menyukai satu atau beberapa variable seperti: pkerjaan, jumlah penghasilan, dan pendidikan.
8. 3 ukuran atau garis kemiskinan untuk membedakan golongan di pedesaan :
Ø  Lapisan pertama : kaum elit desa yang memiliki cadangan pangan dan pengembangan usaha.
Ø  Lapisan kedua terdiri dari orang yang memiliki cadangan pangan saja.
Ø  Lapisan ketiga : orang yang tidak memiliki cadangan pangan dan cadangan usaha dan mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi perutnya agar tetap hidup.

9.Unsur-unsur yang selalu berhubungan dengan pendekatan dan analisis keruangan yaitu: jarak, pola, site dan situasi, aksesibilitas, serta keterkaitan.
·         Unsur jarak, baik jarak absolut maupun jarak relatif (sosial) yang dimana dapat berpengaruh terhadap keakraban dan kesenjangan sosial.
·         Unsur pola, unsur-unsur yang berpengaruh terhadap tata guna lahan. misalnya struktur geologi yang dapat mempengaruhi tempat pola permukiman, dan aliran sungai atau sumber air yang berpengaruh terhadap pola tata guna lahan pertanian.
·         Unsur tempat (site) dan situasi, erat hubungannya dengan sifat dan fungsi suatu wilayah, misalnya desa dan kota.
·         Unsur aksesibilitas, yang erat hubungannya dengan topografi wilayah tertentu. Suatu wilayah dengan aksesibilitas yang tinggi akan mempunyai tingkat kemajuan yang lebih pesat dibandingkan dengan wilayah yang aksesibilitasnya rendah.
·         Unsur keterkaitan, Besar atau kecilnya keterkaitan suatu wilayah itu bergantung pada kepentingan antar  tempat sehingga dapat terjadi pertukaran barang dan mobilitas penduduk. Dalam jangka panjang unsur keterkaitan dapat mengubah atau mempengaruhi pola kehidupan (life pattern) penduduk di suatu wilayah. Karena banyak di pengarui untuk menentukan kualitas dan kuantitas hubungan fungsional antarteinpat.

10.Bidang gerak ( movement space )Manusia, yaitu:
a)      Personel space/body terrilory,yaitu suatu wilayah pergaulan yang terbatas pada diri seseorang.Ruang yang ada di sekitar seseorang.Ruang tersebut dapat hilang apabila seseorang sudah berkumpul dengan orang lain atau menjadi kelompok.
b)      Family space/interactional territory, merupakan suatu wilayah atau tempat dimana dapat terjadi penemuan-penemuan sosial.
c)      Neighbourhood space merupakan suatu wilayah pergaulan di rumah atau di luar rumah yang terjadi dengan tetangganya.
d)     Societal space/public territory merupakan wilayah pergaulan yang terbuka luas atau dimensi nasional dalam geraknya.
11.Yang dimaksud dengan :
Ø  Difusi ( diffusion ) adalah suatu unsur budaya ke kelompok budaya lain yang dapat menimbulkan perubahan sosial.
Contoh : Arsitektur rumah-rumah di Indonesia di pengaruhi oleh gaya arsitektur Spanyol dan banyak di gemari oleh masyarakat Indonesia baik di daerah pedesaan maupun di perkotaan.
Ø  Modernisasi merupakan kenampakan umum di masyarakat industri, meliputi cara pandang, cara kerja sehari-hari, serta orientasinya dalam bermasyarakat.
Seluruh masyarakat mendorong memiliki kebiasaan hidup yang relatif sama. Mereka memiliki orientasi pada kebutuhan ekonomi dan pertumbuhan serta perbaikan sosial.
Dampak modernisasi terhadap lingkungan dapat diamati pada berbagai aktivitas manusia dalam usaha memenuhi segala kebutuhannya.
Contohnya: Manusia melakukan penebangan hutan secara besar-besaran adalah untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas, sedangkan kemampuan alam untuk menyediakan adalah sangat terbatas. akibat penebangan hutan tersebut antara lain terjadinya kerusakan lingkungan.

12.Di tolaknya kehadiran perubahan sosial oleh masyarakat antara lain karena:
1)      Perubahan tersebut di sertai dengan tekanan dari luar,
2)      Perubahan tersebut merupakan ancaman budaya bagi masyarakat setempat,
3)      Arah perubahan sosial kurang jelas bahkan mungkin bisa menimbulkan konflik sosial di masyarakat,
4)      Tidak sesuianya pola perubahan tersebut dengan sikap dan lingkungan sosial budaya yang ada.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar